Apa itu Dermatitis Atopik Sedang Hingga Berat?
Dermatitis atopik sedang hingga berat memiliki gejala seperti gatal yang parah, ruam, perubahan warna kulit, penebalan kulit, dan munculnya benjolan-benjolan kecil. Bahkan, pasien dengan dermatitis atopik berat dapat mengalami gangguan pola tidur dan aktivitas sehari-hari akibat gatal yang hebat.[1][2][3]
Pasien dengan dermatitis atopik berat cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih buruk akibat stres dan stigma sosial terhadap kondisi kulit ini.[3]


Siapa yang bisa terkena?
Dermatitis atopik sedang hingga berat dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Pasien dermatitis atopik cenderung memiliki fungsi sawar kulit yang lemah. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor lingkungan dan pemicu (termasuk alergen), ataupun faktor genetik. Dermatitis atopik berat cenderung sulit diobati hanya dengan terapi konvensional seperti perawatan kulit yang rutin dan obat-obatan topical, sehingga membutuhkan obat yang lebih canggih.[4][5]
Bagaimana cara mengobatinya?
Steroid[3]
Steroid topikal dapat diresepkan untuk dermatitis atopik sedang untuk mengurangi iritasi, gatal, dan peradangan. Sedangkan steroid oral dapat digunakan untuk menangani kasus yang lebih berat.
Efek samping steroid topikal yang mungkin terjadi termasuk kulit menipis, mengelupas, atau melepuh, jerawat, rasa perih atau panas pada kulit.
Imunosupresan[6][7]
Terapi Target[8][9]
All images are for representation purpose only
Referensi:
1. Healthline. What Are the 7 Different Types of Eczema? [Internet]. [Place Unknown], Healthline; 2022 [updated 2022 January 27, accessed May 2025]. Available from: https://www.healthline.com/health/types-of-eczema#atopic-dermatitis
2. Yung-Sen Chang, MD, MPH, PhD; Bor-Luen Chiang, MD, PhD. Sleep disorders and atopic dermatitis: A 2-way street? [Internet]. Wisconsin, USA, Elsevier; 2018 [updated 2018 August 22, accessed May 2025]. Available from: https://www.jacionline.org/article/S0091-6749(18)31176-X/fulltext
3. Judith Hong, MD; Joerg Buddenkotte, PhD et al. Management of Itch in Atopic Dermatitis [Internet]. Rhode Island, USA, National Library of Medicine, 2011 [updated 2013 July 8, accessed May 2025]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3704137/
4. Robert Kantora, Jonathan I. Silverberg. Environmental risk factors and their role in the management of atopic dermatitis [Internet]. Rhode Island, USA, National Library of Medicine, 2016 [updated 2017, accessed May 2025]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5216178/
5. Brian B Johnson, Abigail I Franco, et al. Treatment-resistant atopic dermatitis: challenges and solutions [Internet]. [Place Unknown], National Library of Medicine; 2019 [updated 2019 March 21, accessed May 2025]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6432884/
6. Mengenal Penyebab Eksim Basah, Gejala, dan Pengobatannya. Siloam. [accessed June 2025]. Available from: https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-eksim-basah
7. Obat Imunosupresan. Alodokter, [accessed June 2025]. Available from: https://www.alodokter.com/obat-imunosupresif
8. Alvarenga, José Miguel, Thomas Bieber, and Tiago Torres. "Emerging biologic therapies for the treatment of atopic dermatitis." Drugs 84.11 (2024): 1379-1394.
9. Lo, Yang, et al. "Advancing Therapeutic Strategies in Atopic Dermatitis: Emerging Targets and Personalized Approaches." Biomolecules 15.6 (2025): 838.
PP-UNP-IDN-0708-MAY-2025